The Idol Birthday

hbd hyung copy

Title
The Idol Birthday

∴ Author ∴
EunFebbyHaema or Febby Fatma

∴ Leght ∴
OneShort (Ficlet)

∴ Genre ∴
Friendship, Brothership,

∴ Rating ∴
General

∴ Cast ∴
Donghae & Eunhyuk (SuJu)
Baekhyun & Chen (EXO)

∴ Other Cast ∴
SuJu Member & EXO member

 Jujur ini bikinnya tahun lalu waktu Donghae oppa ultah, niatnya mau langsung nge-post pas hari H-nya.. tapi gak bisa karena seharian itu aku sibuk dan gak bisa buka WP..

semoga pada suka deh..

@@@

 

“Sehunie, tolong ambil gunting di dapur.”

“Baik hyeong,”

“Tao, ambilkan aku kertas krap berwarna hijau lagi, ini kurang panjang.”

“Oke,”

“Kai, geser sofa ini sampai pojok.”

“Okeh-okeh hyeong,”

Namja dengan wajah imut yang dulunya pernah menggemparkan Netizer seluruh dunia karena disangka masih dibawah umur untuk debut hanya berdiri mengawasi kawan-kawannya yang lain sedang bekerja keras mendekorasi ruangan tempat mereka kumpul saat ini.

“Ya, Baekhyun kenapa kau hanya diam saja? Cepat bantu yang lainnya. Kau yang meminta ini bukan?” Setelah teguran itu keluar dari mulut sang leader Suho, baru namja imut itu ikut ambil andil dengan teman sekamarnya Chanyeol, untuk menata balon-balon yang sudah diisi angin.

Sehun berjalan keluar dapur dengan dua buah gunting yang dibawanya. Satu untuk Xiumin yang tadi menyuruhnya, satu lagi untuk Shindong yang sedang duduk berdua dengan Xiumin untuk menata pernak-pernik lainnya.

“Tao, mana kertas krapnya?” Kris berteriak memanggil Tao yang tadi di suruh Henry untuk mengambil Kertas krap tapi tak kunjung datang.

Tak lama Tao datang dengan kertas krap hijau pesanan Henry. Dengan bantuan Kris dan Tao yang lumayan lebih tinggi darinya, Henry menempelkan kertas Krap untuk menambahkan aksesorise yang menghiasi ruangan itu.

Kai, Kangin dan Siwon sendiri sedang menata Ruangan itu agar bisa memuat banyak orang. Mengeser sofa, meja, rak dan semuanya. Pokoknya harus muat untuk banyak orang.

Sedangkan di dapur.

“Kyungsoo, krimnya sudah jadi?” Ryeowook bertanya pada D.O atau panggil saja Kyungsoo.

“Sebentar lagi hyeong. Ini masih kurang mengembang.” Jawab Kyungsoo yang masih asik dengan mixer yang mengaduk campuran antara putih telur, gula halus,dan margarine.

“Lay, bantu aku memotong wortel ini. Ingat! Potong kecil-kecil agar Kyuhyun tidak tahu.” Perintah Sungmin pada Lay yang tadinya hanya sibuk dengan soup di pancinya.

Hyeong, omong-omong Kyuhyun hyeong mana?” Sehun kembali masuk dapur setelah tadi dia buat yang ada di dapur itu sibuk mencari gunting pesanan Xiumin dan Shindong.

“Ah, sepertinya dia ikut dengan Eunhyuk hyeong, Luhan dan Jongdae belanja.” Jawab Ryeowook yang kini sedang mengoles kue yang baru keluar dari oven itu dengan mentega.

“Lalu, Heechul hyeong?” gantian Kai yang bertanya.

“Dia dan Donghae sedang mengisi sebuah acara.” Sahut Sungmin yang masih sibuk dengan lobak di tangannya.

Setelah pembicaraan itu mereka kembali pada tempatnya masing-masing dan mulai mengerjakan pekerjaan yang sudah dibagi rata agar cepat selesai.

 

@@@

 

“Kau mau pilih yang mana hyeong?” Tanya Kyuhyun pada Eunhyuk yang masih menimbang-nimbang ingin membeli sepatu yang mana. Yang ini, atau yang ini?

“Menurutmu bagus yang mana? Kira-kira dia suka yang mana?” Eunhyuk bertanya balik pada Kyuhyun yang tadi sempat memaksa tak ingin tinggal di dorm dan memilih ikut dengannya berbelanja.

“Menurutku, dia lebih suka yang seperti ini. Seleranya denganmu kan tak beda jauh hyeong,” sahut si evil magnae itu entang dan berlalu melihat-lihat apa yang bisa dia minta pada Eunhyuk nanti.

“Kau mau pilih yang mana? Cepatlah. Kau terlalu banyak pilih.” Luhan kembali bertanya kesal pada Chen yang masih tidak memilih satupun barang di toko itu.

“Aku bingung hyeong. Kira-kira apa yang bagus untuknya?”

“Mana aku tahu. Kau yang lebih mengenalnyakan? Jadi kau pasti tahu apa yang lebih dia inginkan.” Sahut Luhan rada cuek. Dia sudah capek terus mendampingin Chen yang masih betah mengelilingi toko olahraga dan alat musik ini.

“Ah, andai aku bisa lebih dekat dengannya sepeti Eunhyuk hyeong.” Chen berkeluh mendengan jawaban Luhan yang terkesan cuek barusan.

“Sudahlah, kau dan dia itu dekat, sangat dekat walau tetap Eunhyuk hyeong yang lebih dekat dengannya. Tapi tetap saja semua juga tahu betapa dia begitu menyayangimu.” Luhan yang merasa bersalah langsung mengubah nada biaranya.

“Aku begitu mengaguminya hyeong. Dia begitu sempurna dan sangat berkarisma. Kadang aku iri dan ingin sepertinya, tapi dia selalu bilang kalau aku ini bahkan lebih darinya. Membuat aku takut melakukan lebih. Aku ingin tetap mendengarnya memujiku dan mengelus kepalaku seperti adiknya hyeong.” Chen makin banyak bercerita.

“Aku mengerti. Jadi sekarang kau mau beli apa?” Luhan menjawab sekaligus balik bertanya.

“Aku tahu hyeong.” Setelah berkata seperti itu Chen langsung mendekati rak alat musik dan Luhan mengikutinya di belakang.

 

@@@

 

“Kalian di mana sekarang?” terdengar suara Sungmin dari ponsel Eunhyuk yang diloadspeacker oleh Kyuhyun.

“Di mobil. Dalam perjalanan pulang.” Sahut Eunhyuk yang sedang mengendarai mobilnya.

Dalam mobil itu Kyuhyun duduk di sebelah Eunhyuk sedang Luhan dan Chen di jok belakang.

“Baiklah. Kami tunggu. Jangan kelamaan, sebentar lagi dia pulang.” Suara Sungmin kembali terdengar memerintah pada Eunhyuk.

“Iya-Iya, aku tahu.”

Setelah sambungan itu di putus, Eunhyuk mempercepat laju mobilnya. “Hati-hati hyeong,” pesan Kyuhyun tapi Eunhyuk sama sekali tak memperhatikan itu.

Sama dengan Eunhyuk, Chen yang duduk di belakangnya juga mulai gugup saat ini. Memikirkan acara yang Baekhyun minta untuk merayakan ulang tahun orang yang dia dan Baekhyun kagumi lebih dari mengagumi senior mereka yang lainnya. Pokoknya, orang ini adalah orang yang paling Chen dan Baekhyun idolakan diantara semua senior mereka.

“Jongdae-ah, coba tanya Heechul hyeong sekarang dia ada di mana.” Mendengar perintah Eunhyuk itu Chen langsung mengirim pesan singkat pada Heechul.

“Masih di stasiun TV hyeong,” tak lama Chen memberikan jawabannya pada Eunhyuk yang kini mengendarai mobilnya menuju area parkir Dormnya yang sedang dalam rangka renovasi besar-besaran.

Sampai di dorm, mata empat orang yang baru saja pulang belanja itu sedikit terpaku. Semuanya berubah begitu jauh. Seperti ruang latihan di kantor mereka yang dihias. Terkesan sedikit lebih luas.

“Kau beli apa?” Baekhyun datang pada Chen yang membawa bungkusan besar, sangat besar untuk ukuran kado.

Chen memberikan jawabannya sambil berbisik pada Baekhyun agar tak ada yang tahu apa itu, kecuali yang tadi pergi dengannya dan Baekhyun.

“Mereka pulang, cepat-cepat!” mendengar seruan Ryeowook mereka langsung mempersiapkan tempat mereka masing masing.

Baekhyun dengan kue ulang tahun ditangannya, Chen dengan kado besarnya dan Eunhyuk dengan kadonya yang sederhana tapi begitu berarti baginya. Sisanya berdiri memenuhi tempat yang kosong.

“Kenapa aku harus ke sini? Aku mau tidur di kamarku..”

Saengil Chukhamnida..” lagu selama ulang tahun mengalun membuat sosok yang tadi masuk sambil mengeluh itu terpaku dengan orang-orang yang ada di depannya saat ini.

Tapi tak hanya sampai di sana, orang itu makin terpaku saat sadar kalau ruangan yang biasanya penuh itu berubah menjadi begitu longgar dan terisi oleh banyak orang yang sedang bernyanyi untuknya.

“Aku tak percaya kalau umurmu sudah begitu tua.” Eunhyuk medekat dan merangkul temannya itu dan Baekhyun ikut mendekat.

“Ayo tiup lilinya hyeong,” Donghae, orang yang baru saja terpaku karena kaget dengan kejutan yang diberikan sahabat-sahabatnya itu mengangguk dan siap meniup lilin. Tapi..

Make a wish dulu hyeong,” Henry bersuara dan lagi-lagi Donghae mengangguk mengiyakan. Dia membuat sebuah permohonan di depan kue ulang tahunnya dan kemudian meniup lilinnya.

“Ini dariku dan member kita.” Eunhyuk memberikan kadonya dan di susul Chen.

“Ini dari kami,” Chen menunjuk dirinya, Baekhyun dan EXO member lainnya.

“Wah, aku sangat berterima kasih karena kalian menyiapkan ini untukku.” Donghae membungkuk memberi Bow pada orang-orang di sekitarnya itu.

“Ini semua ide Baekhyun, dia memaksa kami mengerjakan semua ini saat dia tahu kau dan aku akan ada acara di TV.” Heechul bercerita.

“Terima kasih Baekhyun,” Donghae mengusap kepala Baekhyun seperti biasanya. Melihat itu Eunhyuk menyenggol Donghae dan mengarahkan matanya pada Chen yang hanya diam di depan mereka.

“Kau juga Jongdae-ah. Aku tahu hadiah ini pasti kau yang memilihnya. Terima kasih.” Donghae menunjuk kado besar yang Chen berikan, kado yang sekarang ada di tangan Heechul.

Setelah acara potong kue itu mereka duduk bersama dan makan makanan yang dimasakan Ryeowook, Sungmin, Kyungsoo dan Lay. Donghae sengaja mengajak dua juniornya yang paling dia sayang untuk duduk dengannya dan Eunhyuk di pojok saat makan.

“Kalian berdua ini, kenapa?” Donghae bertanya pada Baekhyun dan Chen yang malah hanya diam.

Karena biasanya Baekhyun dan Chen cerewet saat bersama dengannya, Donghae merasa aneh jika dua orang paling gila yang dia kenal -selain Eunhyuk tentunya- itu hanya diam. Apa lagi saat sedang acara pesta seperti ini. Seperti bukan Baekhyun dan Chen yang biasanya.

“Hanya merasa tidak enak hati padamu hyeong,” Baekhyun manjawab dan Chen mengangguk setuju.

“Aku baik-baik saja, jadi jangan bersikap aneh seperti ini.” Lagi Donghae mengelus kepala dua juniornya itu sambil tersenyum pada mereka.

“Aku iri pada hyeong,” Chen bersuara.

“Aku juga,” Baekhyun menimpali.

Hyeong punya wajah yang tampan, sifat yang baik dan banyak teman juga terkenal.”

Hyeong juga pintar bermusik, suara hyeong bagus, pintar mengokomposer lagu, bermain alat musik, rap, dan menari.” Lagi Baekhyun menimpali perkataan Chen.

Eunhyuk yang duduk bersama mereka hanya terkekek geli mendengar pengakuan dua juniornya itu. “Tapi Donghae itu cengeng, pendek, dan mudah dibohongi. Apa kalian juga iri pada sifatnya yang itu?”

“Eunhyuk hyeong benar. Aku sudah bilang berulang kali, kalian bahkan jauh lebih hebat dibandingkan kami. Kalian bintangnya saat ini. Dan kami bintang lain yang juga ingin melihat sinar bintang seterang kalian.” Donghae menambahkan.

“Tapi..”

“Kalian hanya harus mengikuti jalan kalian. Suatu saat aku yakin kalian bisa hebat dan menjadi sejarah yang hebat juga dalam dunia ini. Aku yakin, jalan kalian akan lebih baik dari jalan kami. Dan aku harap ini terakhir kalinya aku mendengar kalian iri padaku.”

Belum sempat Baekhyun memberi alasan Donghae sudah lebih dulu meneruskan kata-katanya.

“Lagi pula, kenapa harus Donghae yang membuat kalian iri? Kenapa bukan aku, atau Sungmin hyeong? Kyuhyun dan Ryeowook juga lebih baik dari bocah ini,” Eunhyuk bersuara karena Baekhyun dan Chen malah hanya diam.

“Sudah cukup Kai, Luhan hyeong dan Lay hyeong yang mengidolakanmu hyeong.” Baekhyun menyahuti.

“Iya. Sudah cukup juga Sehun mengidolakan Kyuhyun hyeong sebagai panutan magnae. Begitu juga Ryeowook hyeong yang sudah menjadi idola abadi Kyungsoo dan Minseok hyeong.” Chen menambahkan.

“Lalu kenapa Kai, Luhan dan Lay, tak pernah sebaik kalian pada Donghae saat bersamaku?”

“Mana aku tahu. Tanyakan saja pada mereka.” Donghae hanya tertawa saat mendengar Baekhyun kembali menyahuti kata-kata Eunhyuk barusan.

 

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Tinggalkan komentar